cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"" : 9 Documents clear
REPERTOAR TARI RASJATI SEBAGAI SUMBER GARAP PENYAJIAN TARI Elma Merdiana dan Lalan Ramlan
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.38 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.999

Abstract

ABSTRAKTari Rasjati dalam genre Jaipongan sebagai sumber garap akan digubah menjadi bentuk penyajiannya yang ”baru”, karena pada tarian ini banyak peluang untuk dikembangkan sesuai kebutuhan, terutama ko-reografi dan pengaturan dinamika irama gerak. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam garap penyajian tari Rasjati ini, maka dalam garapan ini menggunakan teori “Gegubahan Tari” dengan pendekatan metode “Gubahan Tari” melalui tahapan penyusunan konsep, proses yang terdiri dari eksplorasi, evaluasi dan komposisi, serta produk akhir yaitu gaya penyajian baru. Adapun hasil yang dicapai dari proses garap penyajian tersebut, adalah tercapainya perwujudan bentuk penyajian yang baru dari sumber repertoar tari Jaipongan dengan tidak merubah identitas repertoar sumbernya.Kata Kunci: Jaipongan, Rasjati, Penyajian Tari. ABSTRACTRepertoar Tari Rasjati As A Source Of Working On Presentation Dance, June 2018. The Rasjati dance in the Jaipongan genre as a source of cultivation will be transformed into a "new" form of presentation, because in this dance there are many opportunities to be developed according to needs, especially choreography and dynamic rhythmic movement settings. To achieve optimal results in working on the Rasjati dance presentation, this work uses the theory of "Gegubahan" with the approach of the "Gubahan Tari" method through the stages of concept preparation, a process consisting of exploration, evaluation and composition, as well as the final product namely presentation style new. The results achieved from the process of working on the presentation, is the achievement of the realization of a new form of presentation from the source of the Jaipongan dance repertoire by not changing the identity of the source's repertoire. Keywords: Jaipongan, Rasjati, Presentation Dance.
EKSISTENSI MAYA SEBAGAI PENARI VOKAL DALAM PERTUNJUKAN BAJIDORAN DI SUBANG Gustian Setiawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.259 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.995

Abstract

ABSTRAKEksistensi memiliki peran penting dalam dunia hiburan, tak terkecuali dalam bidang seni tari. Bajidoran merupakan ramuan baru dari genre Kliningan Bajidoran yang berada di daerah Pantura, terutama Subang yang memanfaatkan fisik perempuan sebagai daya tariknya. Penelitian kualitatif ini mengambil objek “Maya” yang berperan sebagai Penari Vokal atau penari utama dengan menggunakan metode deskriptif ana-lisis, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipan yang didukung oleh wawancara mendalam dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan eksistensi Maya sebagai penari vokal dalam pertunjukan Bajidoran. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Maya memiliki bakat untuk menjadi seorang penari yang professional.Kata Kunci: Eksistensi, Maya, Penari Vokal, Bajidoran. ABSTRACTMaya Existence As Vocal Dancers In A Bajidoran Performance In Subang, June 2019. Existence has an important role in the world of entertainment, not least in the field of dance. Bajidoran is a new concoction of the Kliningan Bajidoran genre in the Pantura area, especially Subang which utilizes the physical aspect of women as its appeal. This qualitative research takes the object "Maya" which acts as a vocal dancer or main dancer by using descriptive analysis methods, data collection is done by participant observation supported by in-depth interviews and documentation. The purpose of this study was to determine and describe the existence of Maya as a vocal dancer in a Bajidoran performance. The results showed that Maya had the talent to become a professional dancer.Keywords: Existence, Maya, Vocal Dancers, Bajidoran.
SUPATA (Tafsir Sumpah Drupadi) Rd. Siti Ratu Dinda S dan Subayono
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.169 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.1000

Abstract

ABSTRAKKarya tari Supata terinspirasi dari sumber cerita Mahabharata pada Parwa Permainan Dadu antara pihak Pandawa dengan Kurawa, mempertaruhkan Dewi Drupadi sebagai jaminannya. Kekalahan pihak Pandawa dalam permainan tersebut, mengakibatkan Dewi Drupadi dihinakan oleh Kurawa; diseret, dijambak, lalu dilucuti pakaiannya. Drupadi pun meluapkan amarahnya dengan mengucapkan sumpah “Sebelum aku mengambil darah dari dada Dursasana dan membasuh rambutku, aku tidak akan mengikat rambutku”. Untuk mewujudkannya menjadi sebuah karya tari, maka digunakan metode penciptaan tradisi dengan langkah-langkah meliputi; penyusunan konsep, proses yang meliputi eksplorasi, evaluasi dan komposisi. Adapun hasilnya adalah sebuah karya dramatari.Kata Kunci: Supata, Permainan Dadu, Dramatari. ABSTRACTSUPATA: Interpretation of Drupadi Oath, June 2018. Supata's dance work was inspired by the source of the Mahabharata story in the Dice Game Parwa between the Pandavas and the Kauravas, risking Dewi Drupadi as collateral. The defeat of the Pandavas in the game, resulting in Dewi Drupadi humiliated by Kurawa; dragged, pulled, then stripped of his clothes. Drupadi also vent his anger by taking the oath "Before I draw blood from Dursasana's chest and wash my hair, I will not tie my hair". To make it into a dance work, the traditional creation method is used with the steps include; conceptualization, a process that includes exploration, evaluation and composition. The result is a dramatic work. Keywords: Oath, the Dice Game, Dramatari.
ESTETIKA TARI PADA JENIS KESENIAN BANGRENG DI SUMEDANG Sopian Hadi dan Lili Suparli
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.877 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.996

Abstract

 ABSTRAKBangreng merupakan salah satu bentuk kesenian yang nota bene berada di dalam genre kesenian rakyat, namun pada penyajiannya memiliki keunikan dan keistimewaan dengan meniru konsep yang terdapat pada kesenian menak, hal itu dapat terindentifikasi dari bentuk-bentuk tari yang disajikan. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan tentang estetika tari pada Bangreng yang di dalam pertunjukannya terdapat perpaduan tari rakyat dan tari menak yaitu estetika tari Ketuk Tilu dan tari Tayub. Oleh karena itu, teori yang digunakan adalah teori estetika instrumental dengan metode deskriptif analisis. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebuah konsep “Nayub dina Bangreng” yang di dalamnya terdapat Ibing Nyerimpi, Ibing Patokan, Tayub Rakyat, dan Tayub Balandongan.Kata Kunci: Bangreng, Estetika Tari, Ketuk Tilu, Tayub. ABSTRACTEsthetic Dance In Bangreng Arts In Sumedang, June 2018. Bangreng is one form of art in the genre of folk art, but in its presentation has a uniqueness and privilege by imitating the concepts contained in the art of frightening, it can be identified from the dance forms presented. This qualitative research aims to explain the dance aesthetics of Bangreng where in the show there is a fusion of folk dance and scary dance namely the aesthetics of the Ketuk Tilu dance and Tayub dance. Therefore, the theory used is instrumental aesthetic theory with descriptive analysis method. The result of this research is a concept of "Nayub dina Bangreng" in which there are Ibing Nyerimpi, Ibing Benchmark, Tayub Rakyat, and Tayub Balandongan.                                                            Keywords: Bangreng, Dance Aesthetics, Ketuk Tilu, Tayub.
PENYAJIAN TARI CIKERUHAN SEBAGAI SUMBER GARAP PENYAJIAN TARI Winda Farida dan Edi Mulyana
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.059 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.1001

Abstract

ABSTRAKTari Cikeruhan termasuk dalam kelompok tari rakyat, merupakan tarian yang menggambarkan pesona seorang ronggeng dan pamogoran dalam menari sehingga bernuansa pergaulan (hiburan). Daya tari itulah yang menjadikan tarian ini ditetapkan sebagai sumber garap penyajian tari. Tujuan dari penyjian tari ini adalah mewujudkan sebuah gaya penyajian baru dari tari Cikeruhan, dengan tetap mempertahankan identitas sumbernya. Untuk mewujudkannya, maka digunakan pendekatan teori gegubahan dengan metode gubahan tari melalui langkah-langkah; penyusunan konsep, proses meliputi; eksplorasi, evaluasi dan kom-posisi. Adapun hasil yang dicapai adalah sebuah gaya penyajian baru tari Cikeruhan, dengan tetap mempertahankan identitas sumbernya.Kata Kunci : Tari Cikeruhan, Gubahan, Penyajian Tari. ABSTRACTTari Cikeruhan As A Source Of Working On Presentation Dance, June 2018.  The Cikeruhan dance is included in the folk dance group (genre), a dance that illustrates the charm of a ronggeng and pamogoran in dancing so that the nuances of association (entertainment). The power of dance is what makes this dance set as a source of work on the presentation of dance. The purpose of this dance presentation is to realize a new style of presentation of the Cikeruhan dance, while maintaining its source identity. To make this happen, we use the theory of gegubahan with the method of dance gubahan through the steps; conceptualization, the process includes; exploration, evaluation and composition. The result achieved is a new presentation style of Cikeruhan dance, while still maintaining the identity of the source. Keywords: Cikeruhan Dance, Gubahan, Presentation Dance.
IBING SAKA TELAAH KREATIVITAS NAMIN DALAM BAJIDORAN Atang Suryaman
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.487 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.997

Abstract

ABSTRAKIbing Saka adalah salah satu repertoar yang dalam studi sejarah seni rakyat dapat ditemukan sejak awal perkembangan seni Tayub. Pada repertoar Ibing Saka, refleks dan improvisasi dibutuhkan pengendang dalam "dialog", "melayani" seorang penari-bajidor. Sehubungan dengan hal itu, istilah "gaya namin” diakui sebagai salah satu pengendang paling kuat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah me-nemukan nilai kreativitas Namin dalam Bajidoran-Jaipongan yang dipengaruhi oleh kesenian Tayub dalam Ibing Saka. Penelitian kualitatif ini menggunakan teori kreativitas dengan metode deskriptif analisis. Adapun hasilnya adalah ternyata dalam Ibing Saka memiliki nilai-nilai kebaruan, kreativitas dan kemajuan. Hal ini ada hubungannya antara kepribadian Namin dengan Tayub sebagai cikal bakal "gaya namin" di Jaipongan-Bajidoran.Kata Kunci: Ibing Saka, Namin, Pencugan, Jaipongan-Bajidoran.  ABSTRACTSaka Ibing Namin's Creativity In Bajidoran, June 2018. Ibing Saka is one of the repertoires that in the study of the history of folk art can be found since the early development of Tayub's art. In Ibing Saka's repertoire, reflexes and improvisation are needed to hold in "dialogue", "serve" a dancer-bajidor. In this connection, the term "style of namin" is recognized as one of the most powerful drivers. Therefore, the aim of this research is to find the value of Namin's creativity in Bajidoran-Jaipongan which is influenced by Tayub's art in Ibing Saka. This qualitative research uses the theory of creativity with descriptive analysis methods. The result is that in fact Ibing Saka has the values of novelty, creativity and progress. This has something to do between Namin's personality and Tayub as the forerunner to the "style of namin" in Jaipongan-Bajidoran.Keywords: Ibing Saka, Namin, Pencugan, Jaipongan-Bajidoran.
TARI PAKSITUWUNG KARYA GUBAHAN DALAM PENYAJIAN TARI Luky Astri dan Lina Marliana Hidayat
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.336 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.1002

Abstract

ABSTRAKTari Paksi Tuwung merupakan tarian putri berkarakter halus, karena memiliki nilai-nilai kodrat seorang wanita yang lemah lembut dan berbudi luhur, dapat ditarikan tunggal maupun kelompok. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi sehingga ditetapkan sebagai sumber garap dalam penyajian tari. Oleh karena itu, tujuan dari garap gubahan tari ini adalah untuk mewujudkan suatu penyajian baru tanpa meng-hilangkan esensi sumbernya. Dengan demikian, maka metode penyajian yang digunakan adalah metode gubahan tari dengan melakukan pe-ngembangan motif gerak baik itu tenaga, ruang dan waktu disertai pengembangan pola lantai, arah gerak, arah hadap, dan unsur penunjang lainnya. Adapun hasil yang dicapai adalah suatu gaya penyajian baru tanpa menghilangkan identitas sumbernya.Kata Kunci: Paksi Tuwung, Gegubahan, Penyajian Tari. ABSTRACTPaksi Tuwung Dance Works Of Gubahan In Dance Presentation, June 2018. Paksi Tuwung dance is a female dance with fine character, because it has the natural values of a woman who is gentle and virtuous, can be danced singly or in groups. This is the main attraction for so that it is determined as a source of work on the presentation of dance. Therefore, the purpose of working on this dance composition is to realize a new presentation without losing the essence of the source. Thus, the presentation method used is a dance composition method by developing motive motives in terms of energy, space and time accompanied by the development of floor patterns, direction of motion, direction of facing, and other supporting elements. The result achieved is a new presentation style without losing the identity of the source. Keywords: Paksi Tuwung Dance, Gubahan, Presentation Dance.  
PENGENDANG DALAM GARAP KARAWITAN TARI SUNDA Riky Oktriyadi
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.368 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.998

Abstract

ABSTRAKFungsi penyajian karawitan terbagi menjadi dua bagian, selain berfungsi untuk memenuhi estetika musikal dalam karawitan murni, juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan estetika seni yang lain, salah satunya yaitu untuk kebutuhan estetika tari yang disebut karawitan tari. Karawitan merupakan pendukung utama dalam tari Sunda, karena secara teknis, terutama kendang dapat berfungsi untuk menuntun pijakan irama, tempo dan dinamika tari. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi khusus seorang pengendang tari Sunda. Terkait dengan hal tersebut, maka dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teori garap dan teori Kompetensi musikal dengan metode deskriptif analisis melalui teknik yang meliputi; studi pustaka, observasi, serta wawancara. Adapun hasil yang dicapai adalah diketahuinya kompetensi khusus seorang pengendang tari Sunda.Kata Kunci: Karawitan, Kendang, Kompetensi, Pengendang, Tari Sunda.ABSTRACTPengendang In Sundanese Dance Karawitan, June 2018. The function of presentation karawitan is divided into two parts, in addition to functioning to fulfill the musical aesthetic in pure karawitan, it also functions to fulfill the aesthetic needs of other arts, one of which is for the aesthetic needs of dance called dance karawitan. Karawitan is the main supporter of Sumdanese dance, because technical, especially, especially the kendang can fuction to guide the steps of rhythm, tempo and dynamics of danceThus, the purpose of this research is to find out the specific competence of a Sundanese dance performer. Related to this, in this qualitative study using the theory of work and the theory of musical competence with descriptive analysis methods through techniques that include; literature study, observation, and interview. The results achieved are known the special competence of a Sundanese dance pengendang. Keywords: Karawitan, Kendang, Competence, Pengendang, Sundanese Dance.  
TARI TOPENG KLANA CIREBON GAYA SLANGIT KONSEP GUBAHAN PENYAJIAN TARI Kiki Rohmani dan Nunung Nurasih
Jurnal Seni Makalangan Vol 6, No 1 (2019): "Menari dengan Hati-Menandak dengan Rasa"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.388 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v6i1.1003

Abstract

  ABSTRAKTari Topeng Klana Cirebon Gaya Slangit merupakan salah satu bentuk repertoar tari yang berlatar belakang cerita Panji. Kata topeng di samping menunjukkan penutup muka (kedok), juga sekaligus menunjukkan pada pelaku penari (dalang topeng) dan pertunjukan tari secara keseluruhan. Adapun repertoar tari Klana merupakan salah satu dari lima tarian yang ada pada tari Topeng Cirebon, berkarakter gagah dan akraktif. Oleh karena itu, keragaman motif gerak dan dinamika irama dalam struktur koreo-grafinya sesuai dengan karekteristik topeng (kedok) yang dipakainya. Dengan demikian, maka untuk mewujudkan konsep penyajian digunakan metode gubahan tari dengan mengembangkan unsur ruang, tenaga dan waktu melalui pengolahan motif gerak, dinamika irama, pola lantai, arah hadap, arah gerak dan ruang gerak. Hasil yang dicapai adalah sebuah gaya penyajian baru dengan tetap memper-tahankan esensi sumbernya.Kata Kunci: Topeng Klana Cirebon, Gaya Slangit, Penyajian Tari. ABSTRACT The Mask Dance Of Klana Cirebon In Slangit Style Concept A Gubahan Of Presentation Dance, June 2018.  The Mask Dance of Klana Cirebon in Slangit Style is one form of dance repertoire with a background in the Panji story. The word mask beside shows the face Closed (kedok), also at the same time shows the performer of the dancer (dalang topeng) and the dance performance as a whole. The Klana dance repertoire is one of the five dances that exist in the Cirebon Mask dance, with a manly and atractive character. Therefore, the diversity of motives and rhythm dynamics in the structure of the choreography are in accordance with the characteristics of the mask (kedok) they wear. Thus, to realize the concept of presentation used the composition of the dance method by developing elements of space, energy and time through the processing of motives, rhythm dynamics, floor patterns, direction of direction, direction of motion and space. The result achieved is a new style of presentation while maintaining the essence of the source. Keywords: The Mask Dance Of Klana Cirebon, Slangit Style, Presentation Dance.  

Page 1 of 1 | Total Record : 9